Pengembangan Paragraf.
Salah satu cara berlatih
mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka paragraf dahulu
sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh dapat dilihat paparan di bawah
ini.
Kerangka paragraph
Ø
Gagasan pokok : Keindahan alam di Tawangmangu
makin surut
Ø
Gagasan pununjang :
1. Manusia telah mengubah segala-galanya
2. Hutan, sawah, dan ladang tergusur
3. Pohon-pohon tidak ada lagi
4. Pagar bunga sudah diganti
5. Gedung-gedung mewah dibangun
Pengembangan paragraf:
Bernostalgia tentang indahnya alam
di Tawangmangu hanya akan menimbulkan kekecewaan saja. Dalam kurun waktu 25
tahun, dinamika kehidupan manusia telah mengubah segala-galanya. Hutan, sawah,
dan ladang telah tergusur oleh berbagai bentuk bangunan. Ranting dan cabang
pohon telah berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu
bermekaran dengan indahnya telah diterjang tembok beton yang kokoh. Batu-batu
gunung telah menghadirkan gedung plaza megah yang menelan biaya trilyunan rupiah.
Arus modernisasi dengan angkuhnya telah menelan kemesraan dan indahnya alam
ini.
Secara ringkas, pengembangan
paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut. Pertama,
susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga
sulit dikembangkan, jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan
yang panjang lebar). Kedua, tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi
yang menyolok dan jelas dalam sebuah paragraf. Ketiga, dukunglah kalimat topik
tersebut dengan detail-detail/ perincian-perincian yang tepat. Keempat gunakan
kata-kata transisi, frase, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf.
1.
Pola Pengembangan Paragraf
Yang dimaksud dengan pola
pengembangan adalah bentuk pengembangan kalimat utama ke dalam kalimat-kalimat
penjelas. Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni:
-
Kemampuan merinci gagasan utama paragraf ke
dalam gagasan-gagasan penjelas.
-
Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas
kedalam gagasan-gagasan penjelas.
Adapun pola pengembangan paragraf itu sendiri antara lain
sebagai berikut:
a.
Pola
Umum-Khusus
Diawali dengan pernyataan yang
sifatnya umum. Ditandai dengan kata-kata ‘umumnya’, ‘banyak’. Pernyataan
tersebut kemudian dijelaskan dengan pernyataan berikutnya yang lebih khusus.
Contoh:
Memiliki server sendiri memiliki banyak keuntungan. Salah
satunya kita dapat memanfaatkannya secara maksimal. Meskipun demikian biaya
yang dikeluarkan jauh lebih besar. Biaya untuk hardware saja sudah di atas Rp
10 juta, belum lagi biaya perbulan. Selain itu kita juga membutuhkan tenaga
professional untuk menjadi operatornya.
b.
Pola Khusus-Umum
Merupakan kebalikan dari pola
deduktif.
Contoh:
Sebagian besar orang tampak berjejer di pinggir jalan masuk.
Sebagian lagi duduk santai di atas motor dan mobil yang diparkir seenaknya di
kiri dan kanan jalan masuk. Kawasan bandara sore ini memang benar-benar telah
dibanjiri lautan manusia.
c.
Pola Perbandingan
Pola yang membandingkan sesuatu
untuk menemukan perbedaan atau persamaan.
Contoh :
Sepak bola adalah olahraga paling populer di dunia banyak
orang memainkan olahraga ini mulai dari anak – anak hingga orang dewasa. Namun
seiring dengan perkembangan zaman lapangan sepak bola sudah sangat sulit untuk
di temukan di kota – kota besar di Jakarta. Sehingga banyak yang beralih ke
olahraga futsal. Futsal sendiri adalah olahraga yang hampir serupa dengan sepak
bola hanya saja untuk olahraga futsal hanya dimainkan oleh 5 orang dalam satu
tim sehingga lapangan yang digunakan pun lebih kecil dibandingkan dengan sepak
bola.
d.
Pola Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan
suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki suatu kesamaan atau
kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata kiasan yang
digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.
Contoh :
Hidup manusia ibarat roda yang terus berputar. Kadang ada di
atas dan kadang berada di bawah. Saat mereka berada di atas mereka bisa
mendapatkan apapun yang mereka inginkan, tapi sebaliknya ketika mereka berada
di bawah sulit sekali untuk meraih keinginan yang mereka dambakan. Ada kalanya
bagi mereka yang sedang berada di atas janganlah bersikap sombong dan ingatlah
bahwa kesuksesab tersebut hanya bersifat sementara. Dan bagi mereka yang berada
di bawah, janganlah berputus asa. Karena masih banyak cara untuk mendapatkan
kesuksesan tersebut yaitu dengan berusaha dan berdoa.
e.
Pola Sebab akibat
Pengembangan paragraf dengan cara
Sebab – Akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi
penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang sering digunakan yaitu padahal,
akibatnya, oleh karena itu, dan karena
Contoh :
Kebiasaan untuk membuang sampah harus ditanamkan sejak dini
dalam keseharia kita. Karena masayarakat pada umunya masih kurang memiliki
kesadaran untuk mencintai dan menjaga serta melestarikan alam lingkungan kita
sendiri. Mereka menganggap hal tersebut hanyalah slogan yang tidak perlu
diperhatikan. Tanpa rasa bersalah mereka membuang sampah sembarangan sehingga lingkungan
sekitar kita menjadi kotor dan tidak sehat. Dan bila musim hujan tiba, banjir
melanda ibukota. Kalau sudah terjadi seperti itu, maka orang-orang akan
menyalahkan orang lain atas kejadian tersebut tanpa mereka sadari kalau bencana
itu akibat dari ulah mereka sendiri.
f.
Pola Proses
Merupakan suatu urutan dari
tindakan atau perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan suatu peristiwa.
Contoh:
Pohon anggur selain airnya dapat diminum, daunnya pun dapat
digunakan sebagai pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya.
Lalu tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya.
Tunggu sampai mendidih. Setelah ramuan mendingin, ramuan siap digunakan.
Oleskan ramuan pada wajah, tunggu beberapa saat, lalu bersihkan.
g.
Pola
Sudut Pandang
Merupakan tempat pengarang melihat
atau menceritakan suatu hal. Sudut pandang diartikan sebagai penglihatan
seseorang atas suatu barang. Misalnya dari samping, dari atas, atau dari bawah.
Sebagai orang pertama, orang kedua, atau orang ketiga.
Contoh:
Dengan tersipu Imas dan Jaka menghalau kerbau mereka ke
sungai. Bersama-sama mereka memandikan kerbaunya. Mereka pun sama-sama mandi.
Namun hal itu tidak lama karena hari sudah senja. Ayah Imas melinting rokok di
depan gubuk kecilnya semabrai menunggu
Imas pulang. Malam pun terasa mulai sunyi. Dari tepi hutan terdengar lolongan
anjing.
h.
Pola Generalisasi
Adalah penalaran induktif dengan
cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau
pweristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Contoh :
Bersdarkan data keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan
oleh PT X adalah sebesar 250 juta rupiah. Dimana pada tahun sebelumnya yaitu
pada tahun 2008 perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 500 juta rupiah. Hal
ini menunjujkan bahwa perusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba
sebesar 250 juta rupiah atau turun sebesar 50% dari tahun sebelumnya. Laporan
menjadi evaluasi perusahaan tentang kinerja perusahaan mereka. Pihak manajemenpun
dituntut untuk segera mengambil kebijakan untuk mengatasi hal tersebut.
i.
Pola Klasifikasi
Pola ini merupakan penggunaan cara
pengelompokkan hal-hal yang sama untuk memperjelas kalimat utama. Pada mulanya
penulis mengelompokkan suatu hal berdasarkan persamaannya, Kemudian diperinci
lagi lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil dan detail.
Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan biasanya dapat memberikan sebuah
simpulan yang tepat.
Contoh:
Dalam karang mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa
kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan
kemampuan pengembangan atau penyajian.Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah
kemampuan menerapkan ejaan,pungtuasi,kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang
dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf,
kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi
pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.
j.
Pola Interatif
Paragraf interatif adalah paragraf
yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf (di antara awal
dan akhir paragraf)
Contoh :
Seminggu menjelang hari raya Idhul Fitri, kebutuhan
masyarakat semakin meningkat. Mulai dari harga makanan pokok hingga sandang.
Masyarakat khawatir jika tidak mempersiapkan kebutuhan hari raya dari sekarang,
stok kebutuhan menjelang hari raya semakin sedikit. Seriring meningkatnya
kebutuhan orang banyak, rupanya kekhawatiran masyarakat tersebut dimanfaatkan
oleh para pedagang untuk meningkatkan harga kebutuhan pokok. Karena perbuatan
pedagang yang seperti ini, terpaksa masyarakat harus membeli dengan harga
tinggi.
2. Paragraf
Berdasarkan Teknik Pengembangannya
a. Secara Alamiah
Dalam teknik ini penulis sekedar
menggunakan pola yang sudah ada pada objek/kejadian yang dibicarakan.
Susunan logis ini
mengenal dua macam urutan, yaitu:
-
Urutan ruang (spasial) yang membawa pembaca dari
satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya
gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari bawah ke atas, dari kanan
ke kiri dan sebagainya
-
Urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan
urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh berikut ini.
a) Urutan ruang
Bangunan itu terbagi dalam empat
ruang. Pada ruang pertama yang sering disebut dengan bangsal srimanganti,
terdapat dua pasang kursi kayu ukiran Jepara. Ruangan ini sering digunakan
Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsal
srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka
kadipaten dan cendera mata dari kadipaten-kadipaten lain. Ruangan ini tertutup
rapat dan selalu dijaga oleh kesatria-kesatria terpilih Kadipaten Ranggenah.
Ruangan tempat menyimpan benda-benda pusaka dan cendera mata ini sering disebut
kundalini mesem. Agak jauh di sebelah kanan ruang kundalini mesem terdapat
sebuah ruangan yang senantiasa menebarkan aroma dupa. Ruang ini disebut ruang
pamujan karena di tempat inilah Sang Adipati selalu mengadakan upacara dan
kebaktian. Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat ruangan kecil dengan
sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan ruang
reresik, karena ruangan ini sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati
sebelum masuk ke ruang pamujan.
b) Urutan waktu
Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun
1977, saat ia baru lulus dari STM Negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama
kali melatihnya adalah klub Halilintar. Dari sini pretasinya terus menanjak
hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub Pelita Jaya sampai sekarang.
Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke Merdeka Games di
Malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Brunei tahun 1985, ia gagal
memenuhinya karena kakinya cedera.
3. Klimaks dan
Antiklimaks
Gagasan utama mula-mula dirinci
dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya.
Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi
kedudukan/kepentingannya. Contoh berikut kiranya dapat memperjelas uraian ini.
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman
seiring dengan kemajuan tehnologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin
uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu
tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model
seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih
dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini
adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak
ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun
tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia
terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari
model-model sebelumnya.
Pikiran utama dari paragraf di atas adalah “bentuk traktor
mengalami perkembangan dari zaman ke zaman”. Pikiran utama itu kemudian dirinci
dengan gagasan-gagasan : traktor yang dijalankan dengan mesin uap, traktor yang
memakai roda rantai, traktor buatan Ford, dan traktor buatan Jepang.
Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan
antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi
kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih
rendah.
4. Umum - Khusus
& Khusus - Umum (deduktif & induktif)
Cara pengungkapan paragraf yang
paling banyak digunakan adalah cara deduktif dan induktif. Berikut ini secara
urut akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara deduktif dan
induktif.
Contoh deduktif:
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa
nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal
28 Oktober 1928. Kedudukan ini mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu
yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad
di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya
persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa
daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Contoh induktif:
Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat
yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam
bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan
diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu , demi
kepentingan antarbangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam
bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian juga pemakaian bahasa Indoensia
oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan . Dengan kata
lain, komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat berlangsung
dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar