Kerasnya kota metropolitan
Ibukota Jakarta yaitu ibukota
Indonesia,pusatnya kehidupan di Indonesia. Dari mulai pendidikan,pekerjaan dan
kegiatan-kegiatan lainnya. Banyak orang yang berfikir kehidupan di Jakarta
lebih nyaman dibandingkan kehidupan didaerah lain. Di Jakarta bisa menghasilkan
uang yang banyak dan banyak juga hiburannya, tapi besar juga biaya hidupnya. Kehidupan
di Jakarta sangat banyak variasinya dan tentu saja banyak tingkatan kelasnya. Banyaknya
orang ingin tinggal di Jakarta mengakibatkan kuota kehidupan di Jakarta jadi
bertambah terus setiap tahunnya. Padatnya ibukota Jakarta ini mengakibatkan
banyak hal yang bisa terjadi. Dimulai dari kemacetan,kebutuhan yang terus
bertambah dan tentu saja kemiskinan yang meningkat. Saya sendiri hidup
dikehidupan ibukota,banyak sekali yang masih perlu diperbaiki untuk keindahan,kenyamanan
dan keamanan di ibukota kita ini. Terutama kemacetan yang masih menjadi masalah
utama di ibukota, kalau anda berpergian di ibukota pada siang hari jangan harap
anda bisa sampai tujuan tepat waktu. Karena di siang hari Jakarta waktunya
semua orang beraktivitas, dari yang mulai kalangan tingkat atas sampai tingkat
rendah. Jika sedang bermacet-macetan semua orang bergolongan tingkat yang sama,
karena semua orang pasti bisa merasakannya sama-sama. Walaupun golongan tingkat
atas pasti mereka pun terkena imbasnya dari kemacetan, jika lewat jalan tol
juga sama saja rasanya sudah pasti macet. Apalagi sewaktu pulangnya jam kerja
yaitu sekitar jam 3 keatas pada hari kerja semua orang pasti pernah merasakannya.
Walaupun naik mobil mewah,cepat dan nyaman tetap saja kemacetan tidak bisa
dihindari kecuali mereka memakai jasa patwal yang tindak lanjuti oleh bapak
polisi. Mungkin ini menjadi pekerjaan yang berat untuk bapak Walikota Jakarta
ini, karena ini menjadi masalah yang cukup peka untuk warga ibukota. Kenyamanan
menggunakan fasilitas Negara harus ditindak lanjuti lebih dalam oleh bapak
Walikota Jakarta, karena sangat berpengaruh kepada semua aktivitas yang bisa
menguntungkan Negara dan kehidupan warganya. Selain kemacetan yang kita rasakan
ada juga hal lain yang perlu kita rasakan yaitu banjir yang melanda ibukota
jika sedang mengalami musim hujan. Mungkin tidak semua rumah warga ibukota yang
terkena musibah banjir, tapi semua warga pasti terkena imbasnya dan berakibat
terganggunya aktivitas warga ibukota ini. Jika sudah terkena musibah banjir
ibukota seperti lumpuh dari aktivitas, dari kalangan pekerja,pelajar sampai
pengangguran pun berpengaruh. Cukup meringis jika kita mendengar sebuah berita
tentang ibukota yang terkena musibah banjir, karena tidak pantas sekali ibukota
terkena musibah banjir. Munculnya musibah banjir tersebut menurut saya bisa
terjadi karena kesalahan manusia dan alam, 70% musibah ini terjadi karena
kesalahan manusia yang belum mengalami kesadaran. Karena musibah banjir ini
terjadi karena saluran penyerapan yang kurang dan luas sungai yang berkurang. Banyak
saluran-saluran diibukota ini yang tersumbat oleh banyaknya volume sampah dan
kesadaran manusia yang berkurang. Masih banyak manusia yang suka membuang
sampah sembarangan walaupun tempat pembuangan sampah sudah disediakan oleh
pemerintah. Tersumbatnya saluran penyerapan tersebut mengakibatkan air tidak
menyerap dan pada akhirnya tertampung disisi jalan. Selain karena tersumbatnya
saluran tersebut mungkin pemerintah kurang cekatan terhadap masalah tersebut. Karena
jika pemerintah cekatan terhadap masalah tersebut mungkin saluran tersebut
tidak tersumbat dan tidak mengakibatkan banjir. Mungkin pemerintah perlu
menindak lanjuti lebih cepat dan tegas dalam penindakan untuk membersihkan dan
menghukum orang yang suka buang sampah sembarangan. Lanjut penyebab no 2 yaitu
menyempitnya luas sungai di ibukota ini, biasanya penyebab ini diakibatkan oleh
menumpuknya sampah dan bangunan yang berada dibantaran sungai. Lagi-lagi
warganya sendiri yang menjadi penyebabnya, kesadaran warga kita perlu
ditingkatkan agar musibah ini tidak terjadi lagi. jika kita ingin merasa nyaman
tinggal di ibukota sudah seharusnya kita meningkatkan kesadaran diri sendiri
untuk menanggulanginya. Saya sendiri pun sangat menyadari jika penyebab tidak
nyamannya tinggal di ibukota karena tidak pedulinya kita terhadap
masalah-masalah yang seharusnya bisa terlesaikan oleh diri sendiri. Marilah kita
meningkatkan kesadaran diri untuk menindak lanjuti masalah tersebut.
Lanjut kita ke masalah berikutnya
yang berhubungan dengan judul cerita saya ini yaitu kerasnya kota metropolitan.
Maksud dari judul ini sebagian sudah saya jelaskan pada paragraph pertama di
cerita kita ini. Pada paragraph cerita ini intinya yaitu kesadaran diri lah
yang menjadi halangan untuk terciptanya kota yang nyaman,tentram dan aman. Tapi
ngomong-ngomong soal aman sangat berhubungan sekali dengan judul cerita ini. Di
Jakarta sangat terkenal sekali dengan kejahatannya,oleh karena itu sesuai
dengan judul yang saya buat. Jika tidak berhati-hati jangan harap bisa aman
jika tinggal di Jakarta, walupun sudah hati-hati masih banyak kejahatan yang
bisa terjadi. Dari mulai pencopetan,penjambretan,perampokan,pemerkosaan hingga
pembunuhan. Biasanya kejahatan tersebut dilakukan oleh opnum-opnum yang sudah
terbiasa melakukannya,waulupun sudah terkena hukuman si penjahat tidak ada
kapoknya untuk melakukannya lagi. kebanyakan penjahat itu berasal dari daerah
mereka datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan tetapi mereka tidak punya
keahlian mendasar maka dari itu mereka rela melakukan apa saja untuk
mendapatkan sesuap nasi demi melangsungkan kehidupannya. Bagaimana bisa aman
jika orang-orang seperti mereka terus bertambah? Seharusnya pemerintah
melakukan tindakan yang tepat agar itu semua tidak terjadi, kalau terus terjadi
nama ibukota kita ini akan tercemar di mata warga Negara Indonesia maupun
asing. Kurangnya rasa empati pemerintah menyebabkan kejahatan makin menjalar
dan parah, apalagi kebutuhan masyarakat semakin lama semakin meningkat
harganya. Sungguh sangat kecewa jika ibukota kita ini menjadi terpuruk, padahal
jika dipikirkan jika ibukota kita ini aman dan tentram pasti sangat nyaman
untuk diri kita sendiri. Dan tentu saja banyak warga Negara asing yang datang
ke ibukota untuk melihat dan menikmati kenyaman di Jakarta. Masa ibukota kalah
dengan daerah-daerah yang memiliki futuristik keindahan, padahal daerah-daerah
tersebut bisa dibilang kalah jauh kecanggihannya dengan ibukota Jakarta. Tapi kebudayaan
Jakarta sudah terpengaruh oleh kebudayaan barat, sekarang semuanya serba barat
mulai dari sandang,pangan,papan dan lainnya. Sangat disayangkan yah jika
kebudayaan yang kita miliki terpengaruh oleh kebudayaan barat, padahal jika
kita mempertahankan kebudayaan sendiri mungkin bisa menjadi nilai plus untuk
kota Jakarta ini. Karena beragam suku dan budaya masuk kedalam ibukota Jakarta ini,
tapi yang lebih ditonjolkan kebudayaan dari Negara luar. Memang kita hidup
harus mengikuti zaman, tapi apakah kita harus mengikuti kebudayaan dari Negara lain?
Menurut saya kita tidak perlu terpengaruh oleh kebudayaan Negara lain, untuk
menjunjung tinggi rasa cinta tanah air yang kita miliki. Kalo kebudayaan Negara
luar sangat berpengaruh terhadap Negara kita maka menurut saya kemerdekaan di Indonesia
belum bisa di raih, kita tuh masih dijajah oleh Negara lain. Tapi penjajahan
yang mereka lakukan tidak secara fisik tapi secara kebudayaan dan cara hidup
kita. Coba anda lihat generasi muda kita semua serba mengikuti budaya barat,
dari cara berpakaian, kegiatan, sampai-sampai pola hidup mereka pun serba
barat. Seharusnya generasi muda itu meneruskan perjuangan yang sudah dilakukan
oleh pahlawan kita, kasihan mereka para pahlawan yang sudah memperangi dan
membela Negara kita sewaktu penjajahan marak terjadi. Secara tidak langsung
kita masih mendapatkan penjajahan tersebut dan harus kita perangi bersama-sama
dengan cara menonjolkan kebudayaan kita sendiri dan melakukan sebuah
inovasi-inovasi baru yang bisa membanggakan Indonesia ku ini. Pendidikan kita
harus dimaksimalkan dan difokuskan, agar tercipta generasi-generasi yang
berpotensi tinggi untuk memperjuangkan nama Negara kita ini. Sebenernya kita
mampu membesarkan Negara ini tapi banyak warga Negara yang kurang mandiri dalam
menjalankan hidupnya. Seharusnya kita bisa hidup mandiri karena kita punya
segalanya dan kebutuhan kita pasti bisa terpenuhi walaupun tidak ada campur
tangannya dengan Negara luar. Coba kita lihat apa yang dimiliki Negara kita,
kita punya banyak rempah-rempah,SDA, dan masih banyak hasil-hasil bumi yang
belum kita olah untuk dimanfaatkan oleh kita sendiri. Coba kita bisa olah hasil
bumi ini mungkin tingkat perekonomian Negara ini bisa lebih jauh meningkat,
salahnya Negara kita banyak hasil bumi yang dioleh Negara lain dan itupun
dijual oleh Negara kita. Padahal kalo kita bisa mengolahnya mungkin kita yang
membeli hasil bumi Negara lain, itu contoh kenapa Negara kita menjadi Negara yang
tidak bisa mandiri. Kurangnya pendidikan dan teknologi kita yang belum bisa
mengikuti Negara lain lah yang membuat Indonesia ku ini tidak bisa mengolah
hasil bumi ini. Maka dari itu seharusnya generasi muda Indonesia pendidikannya
harus di maksimalkan dan fokuskan agar Negara kita ini bisa hidup mandiri dan
tentu saja tidak kalah dengan Negara lain. Bisa dibayangkan jika Negara kita bisa
mengolah hasil bumi sendiri, wah pastinya Negara kita akan maju secara pesat
dibandingkan Negara lain. Negara lain saja ingin mendapatkan hasil bumi kita,
masa kita tidak ingin memanfaatkan dan mengolah hasil bumi dari Negara sendiri.
Ya mudah-mudahan saja kita semua bisa sadar dengan apa yang harusnya kita
lakukan, apalagi dengan generasi muda kita semangatlah untuk mendapatkan hasil
maksimal dan kalahkan semua apa yang
dimiliki Negara lain. Dan tentu saja mari kita lesatarikan budaya sendiri yang seharusnya menjadi nilai
plus tanah air kita ini. Hapuskan penjajahan yang dilakukan Negara lain dan
bersihkan budaya-budaya mereka saudara ku. Kita satu bangsa,bahasa dan tanah
air harus bersatu agar negri ini menjadi negri yang bisa dibanggakan oleh kita
sendiri dan Negara lain. Sekian cerita saya jika ada salah-salah kata mohon
dimaafkan dan semoga ini bisa menjadi pedoman untuk kita semua agar kita
terbebas dari penjajahan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar