BAB
5
PERILAKU PRODUSEN
I.
Produsen dan fungsi produksi
a.
Produsen
1.
Pengertian
Orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual dan dipasarkan.
Dalam memasarkan barang – barang dagang dan juga jasanya biasanya produsen
menawarkan harga yang relatif lebih murah karena prudusen merupakan agen – agen
langsung yang banyak dicari oleh orang – orang khususnya para pedagang untuk
membeli barang dagangan yang nanti akan mereka jual kembali tetapi dengan harga
yang relatif lebih mahal.
2.
Bentuk atau wujud dari Produsen
-
Orang perorangan yakni setiap individu yang
melakukan kegiatan usahanya secara
seorang diri.
-
Badan usaha, yakni kumpulan individu yang secara
bersama-sama melakukan kegiatan usaha
b.
Produksi
1.
Pengertian
Produksi adalah proses mengubah input menjadi output sehingga nilai
barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang atau jasa yang di
gunakan dalam proses produksi, dan output adalang barang atau jasa yang di
hasilkan dari suatu proses produksi. Jadi produksi tidak harus berarti suatu
proses mengubah barang lain, seperti halnya dalam suatu pabrik. Jadi jasa
pengangkut atau pengiriman dan penyimpanan barang juga ,merupakan suatu contoh
dari proses produksi karena keduanya menambah nilai.
2.
Fungsi Produksi
Pada
umumnya ekonomi menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan hubungan antara
input dan output. Fungsi produksi menunjukan berapa banyak jumlah maksimum
output yang dapat di produksi apabila sejumlah input yang tertentu di
pergunakan pada proses produksi. Jadi fungsi produksi adalah fungsi yangmenunjukan
hubungan antara tingkat output dan tingkat penggunaan input-input. Fungsi ini
menunjukan landasan teknis dari darinsuatu proses produksi,di sebut landasan
teknis karena hanya menunjukan hubungan fisik antara input dan output, yang
dapat di tuliskan sebagai berikut:
Ini menunjukan bahwa besar
kecilnya output tergantung pada besar kecilnya input. Missal dalam produksi
tersebut hanya di perlukan 2 macam factor produksi (input) yaitu tenaga kerja
(L) dan modal (K), maka penulisan fungsi produksi dapat dalam bentuk
Bentuk umum produksi apabila
menggunakan input adalah sebagai berikut:
-
Dimana xi adalah jumlah input yang di gunakan
oleh tiap jenis input.
-
Tujuan merumuiskann kegiatan produksi ke dalam
suatu fungsi produksi ialah agar dapat mempelajari bagimana bentuk dan besarnya
perubahan output manakala jumlah inpu-inputnya di tambah atau di kurangi.
-
Di tinjau dari sudut pandang prinsip ekonomi,
dapat di tetapkan berapa jumlah produksi yang dapat di maksimalkan laba atau
meminimalkan biaya.
-
Output dan input di bedakan menjadi input
variable dan input tetap.
-
Input variable adalah input yang jumlahnya
berubah ubah jika jumlah output di tambah atau di kurangi (bahan baku,
material), sedangkan input tetap ialah input byang jumlahnya tidak berubah,
walaupun jumlah outputnya berubah (bangunan, mesin-mesintenaga kerja tetap).
-
Ada empat konsep dasar yang perlu di kenal lebih
dahulu sebelum pembahasan fungsi produksi lebih lanjut, total prodak (TP),
Average Produk (AP), Marginal Prodak (MP),dan Elastisitas Output. Total prodak
(TP) adalash jumlah output yang di hasilkan dari dari sejumlah input yang
diproses , average Product (AP) adalah jumlah output rata-rata per unit binput,
sedangkan Marginal Product(MP) adalah besarnya tambahan output karena input di
tambah satu unit
-
Elastisitas output adalah koefesien yang
menyatakan besarnya perubahabn output relatif terhadap perubahan input.
3.
Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah
sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya
persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up
cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun.
Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau
total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan
produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang
berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi
sebagai berikut:
-
Barang yang diproduksi mempunyai tingkat
produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
- Selama produksi dilakukan,
tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi
tingkat permintaan.
- Selama berproduksi, besarnya
tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode
Economic Production Quantity (EPQ): Persediaan produk dalam suatu
perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar.
Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan
disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya
minimal. Menurut . Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume
produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya
yang serendah-rendahnya. Penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan
biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan
sebagai berikut:
- Biaya-biaya yang berubah-ubah
sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya
persiapan produksi (set-up cost).
- Biaya-biaya yang berubah-ubah
sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan
(holding cost).
Ketika biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan
sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi
sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari :
-
Biaya
mesin-mesin menganggur
-
Biaya
persiapan tenaga kerja langsung
-
Biaya scheduling
-
Biaya ekspedisi dan sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara
langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan
semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk
sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
- Biaya fasilitas-fasilitas
penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
- Biaya modal (opportunity cost
of capital)
- Biaya keusangan
- Biaya perhitungan fisik dan
konsiliasi laporan
- Biaya asuransi persediaan
- Biaya pajak persediaan
- Biaya pencurian, pengrusakan
atau perampokan
- Biaya penanganan persediaan,
dan sebagainya.
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan.
Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya
penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan. Semakin banyak biaya
yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan
sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin
besar atau sebaliknya.
4.
Least
Cost Combination
Isoquant
atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai
kemungkinan 2 input variabel dengan tingakat output tertentu atau Kurva yang
menghubungkan titik kombinasi input untuk menghasilkan tingkat output yang
sama.
Marjinal Rate
of Technical Substitution (MRTS)
Jumlah input L yang dapat
disubstitusikan terhadap input K agar tingkat output yang dihasilkan tidak
berubah. Menunjukkan tingkat penggantian marjinal yang semakin kecil sepanjang
pergerakan ke bawah kurva isooquant.
Kendala
Anggaran Produsen (Kurva Isocost)
Isocost atau Garis Ongkos sama
adalah kombinasi faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan
mengeluarkan sejumlah ongkos tertentu. Untuk menggambar Isocost ini harus
diketahui uang tersedia dan harga masing-masing factor produksi/input.
Anggaran tertinggi yang mampu
disediakan produsen untuk membeli input yang digunakan dalam proses produksi
dihubungkan dengan harga input.
PKK + PLL ≤ C
atau
PKK + PLL = C
Kombinasi Input Variabel Biaya Terendah (Least Cost Combination).Terjadi
pada titik singgung antara kurva isoquant dengan kurva isocost.Kondisi
penggunaan input variabel yang dapat meminimumkan biaya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar